05 Oct 2025
Hadiri Peringatan Hari Batik Nasional, Bupati Sanusi dan Hj. Anis Zaidah Mewarnai Batik Motif Garudeya Bersama Paguyuban Pengrajin Batik Hasta Padma



BANTUR - Bupati Malang, Drs. H. M. Sanusi, M.M bersama istri sekaligus menjabat Ketua TP PKK dan Dekranasda Kabupaten Malang, Hj. Anis Zaida Sanusi menghadiri Peringatan Hari Batik Nasional 2025 yang digelar Paguyuban Pengrajin Batik Hasta Padma Kabupaten Malang di Pantai Balekambang, Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Jumat (4/10) sore. Dalam kegiatan bertajuk 'Merajut Kebersamaan Menoreh Warisan', Beliau berdua didampingi Camat Bantur dan Ketua TP PKK Kecamatan Bantur berkesempatan mewarnai batik tema Garudeya di depan kurang lebih 70 orang seniman batik se Kabupaten Malang.
''Syukur alhamdulillah, kita dapat bersama-sama mengikuti kegiatan Peringatan Hari Batik Nasional Tahun 2025 yang diselenggarakan Paguyuban Pengrajin Batik Hasta Padma Kabupaten Malang, dalam suasana penuh semangat, kebersamaan, dan rasa bangga terhadap warisan budaya bangsa. Batik bukan sekadar kain bermotif indah. Batik adalah identitas bangsa Indonesia, hasil kreativitas luhur para leluhur yang diwariskan lintas generasi. Sejak UNESCO menetapkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity pada tahun 2009, batik tidak hanya menjadi milik Indonesia, tetapi juga menjadi kebanggaan dunia," jelas Bupati Malang dalam arahannya.
Di Kabupaten Malang, kata Abah Sanusi, memiliki potensi luar biasa dalam seni batik. Salah satunya adalah Batik Garudeya, yang telah ditetapkan sebagai motif batik khas Kabupaten Malang. Sebagaimana sejarah panjang proses terbentuknya Dasar Negara Indonesia, patut berbangga bahwa relief Garudeya di Candi Kidal ini merupakan salah satu sumber inspirasi lahirnya lambang Negara Indonesia. Maka dari itu, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk menjadikan Batik Garudeya semakin dikenal, dicintai, dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
''Tema pada kegiatan hari ini, yaitu “Merajut Kebersamaan, Menoreh Warisan”, mengandung pesan yang sangat mendalam. Bahwasanya dalam melestarikan batik, kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Dibutuhkan kebersamaan, kolaborasi, dan sinergi antar pengrajin, komunitas budaya, pelaku usaha, pemerintah, hingga masyarakat luas. Berkaitan dengan tema tersebut, kepada para pengrajin batik se-Kabupaten Malang: Pertahankan kualitas dan keaslian batik tulis Malang. Jangan sampai kita tergoda oleh pasar instan dengan mengorbankan kualitas," tambahnya.
Bupati Sanusi menegaskan, batik tulis memiliki nilai seni, filosofi, dan keunikan yang tidak bisa tergantikan oleh cetakan mesin. Kembangkan motif-motif batik yang menggali kearifan lokal Malang. Misalnya motif tentang alam pegunungan, agraris, serta ikon wisata Kabupaten Malang, seperti Pantai Balekambang yang menjadi kebanggaan di kawasan Malang selatan. Pasalnya, batik asli Kabupaten Malang bukan hanya indah, tetapi juga membawa cerita dan identitas daerah. Karenanya, manfaatkan teknologi digital untuk promosi dan pemasaran.
''Dunia kini sudah terhubung tanpa batas. Batik Malang harus berani tampil di pasar nasional bahkan internasional. Gunakan media sosial, marketplace, hingga pameran virtual untuk memperluas jangkauan. Sinergikan batik dengan pariwisata. Batik Garudeya dapat kita promosikan sejalan dengan promosi destinasi unggulan seperti Pantai Balekambang. Dengan demikian, wisatawan yang datang tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga membawa pulang batik sebagai cinderamata khas Kabupaten Malang," pesannya.
Abah Sanusi mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Paguyuban Pengrajin Batik Hasta Padma yang telah berinisiatif menggelar acara. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi antar pengrajin, tetapi juga sarana untuk memperkuat identitas budaya dan meningkatkan nilai ekonomi masyarakat melalui batik. Beliau mengajak bersama-sama terus menjaga, merawat, dan mengembangkan batik Malang, agar menjadi ikon budaya sekaligus penopang ekonomi kreatif yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.
''Selain itu, tanamkan dalam hati bahwa melestarikan batik bukan hanya soal menjaga tradisi, melainkan juga bentuk perjuangan dalam memperkuat jati diri bangsa sekaligus mendukung kemajuan daerah. Dengan semangat kebersamaan, mari menorehkan warisan yang abadi untuk Kabupaten Malang tercinta," harapnya. (prokopim/poy)
Galeri Terkait


